PDA (PATENT DUKTUS ARTERIOSUS)
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal
dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan
aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10
– 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada
usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten
(Persistent Ductus Arteriosus : PDA).
Kegagalan penutupan ductus anterior (arteri
yg menghubngkn aorta & arteri pulmonalis) dalam minggu I kelahiran
selanjutnya terjadi patensy / persisten pada pembuluh darah yang terkena aliran
darah dari tekanan > tinggi pada aorta ke tekanan yg > rendah di arteri
pulmonal à menyebabkan Left to Right Shunt.
Penyakit jantung kongenital atau penyakit
jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh
darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks
terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan
meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada orang
dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam,
atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.
1.2 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui konsep medis dari Patent Ductus Arterious (PDA)
2.
Untuk
mengetahui asuhan keperawatan pada Patent Ductus Arterious (PDA)
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Konsep
Medis dari Patent Ductus Arterious (PDA)
2.1.1
Anatomi
dan Fisiologi Duktus Arteriosus
Duktus arteriosus adalah
pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah pulmonal (arteri pulmonalis) ke
aliran darah sistemik (aorta) dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (shunt)
diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang belum
bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan
bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis)
kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan
kembali ke aliran sistemik melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian yang
diteruskan ke paru.
Duktus Arteriosus adalah
saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan
arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi
ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001
; 227)
Dinding duktus arteriosus
terutama terdiri dari lapisan otot polos (tunika media) yang tersusun spiral.
Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk lapisan
yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal
dan tersusun rapat (unfragmented). Sel-sel otot polos pada duktus
arteriosus sensitif terhadap mediator vasodilator prostaglandin dan
vasokonstriktor (pO2). Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan
fisiologis yang dimulai segera setelah eliminasi plasenta dari neonatus. Adanya
perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan
spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu.
2.1.2
Definisi
Patent Duktus Arteriosus
Duktus Arteriosus adalah
saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan
arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi
ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus
Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar
kardiologi FKUI, 2001 ; 227).
Duktus Arteriosus persisten
adalah duktus arteriosus
yang tetap terbuka setelah bayi lahir. Kelainan ini merupakan 7 % dari seluruh
PJB. Duktus arteriosus persisten sering dijumpai pada bayi premature;
insidennya bertambah dengan berkurangnya masa gestasi. ( arief mansjoer,dkk.
Kapita selekta kedokteran , jilid 2).
Duktus Arteriosus paten adalah
penutupan fungsional duktus arteriosus, yang bersatu dengan arteri paru pada
aorta. (Robins dan kumar,Buku Ajar patologi II,edisi 4,1995 ; 50).
Ductus arteriosus adalah komponen penting dari sirkulasi janin memungkinkan
untuk komunikasi antara arteri
pulmonalis dan aorta. Setelah lahir, biasanya menutup dalam waktu 48 jam.
A terus-menerus patent
ductus arteriosus (PDA) didiagnosis ketika ductus
arteriosus gagal menutup setelah
72 H.1 Paten ductus arteriosus meningkatkan aliran darah
paru dan meninggalkan volume atrium dan ventrikel,
dan menghasilkan redistribusi aliran darah sistemik. Komplikasi
klinis tergantung pada derajat
kiri ke kanan shunting melalui duktus. Gejala hemodinamik
dari PDA yang hadir dalam 55-70% dari bayi yang
dilahirkan di bawah 1000 g
atau sebelum 28 minggu
kehamilan dan mungkin memerlukan baik
intervention. Medis atau bedah.( Jurnal Perinatologi (2006) 26, S14-S18. doi: 10.1038/sj.jp.7211465).
2.1.3
Etiologi
Patent Duktus Arteriosus
Penyebab terjadinya
penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa
faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit
jantung bawaan :
a.
Faktor
Prenatal :
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2. Ibu alkoholisme.
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu, dan
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2. Ibu alkoholisme.
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu, dan
6.
Bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu).
b.
Faktor
Genetik :
1.
Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
4. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)
2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
4. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)
2.1.4
Manifestasi
Klinis Patent Duktus Arteriosus
Manifestasi klinis PDA
pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang berhubungan
dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban
ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil
mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda
gagal jantung kongestif (CHF) diantaranya:
1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal
jantung.
2. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas).
3. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg).
4. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik.
5. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
6. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah.
7. Apnea dan Tachypnea.
8. Nasal flaring dan Retraksi dada.
9. Hipoksemia
10. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).
2. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas).
3. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg).
4. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik.
5. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
6. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah.
7. Apnea dan Tachypnea.
8. Nasal flaring dan Retraksi dada.
9. Hipoksemia
10. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).
Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka
darah dalam jumlah yang besar akan membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit,
dengan gejala berupa:
1) tidak mau menyusu
2) berat badannya tidak bertambah
3) berkeringat
4) kesulitan dalam bernafas
5) denyut jantung yang cepat.
1) tidak mau menyusu
2) berat badannya tidak bertambah
3) berkeringat
4) kesulitan dalam bernafas
5) denyut jantung yang cepat.
Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah
terjadinya gagal jantung kongestif, yang seringkali terjadi pada bayi prematur.
2.1.5
Faktor
Predisposisi Patent Duktus Arteriosus
Ketika bayi berkembang di
dalam rahim, koneksi vaskular (ductus arteriosus) antara dua pembuluh darah
utama yang mengarah dari jantung, aorta dan arteri paru adalah bagian normal
dan perlu sirkulasi darah, sementara di dalam rahim. Ductus arteriosus mengalihkan
darah dari paru-paru janin saat tidak sedang digunakan. Janin menerima oksigen
dari sirkulasi ibu.
Duktus arteriosus
seharusnya menutup dalam waktu 2 atau 3 hari setelah lahir dan beradaptasi
dengan kehidupan di luar rahim. Pada bayi prematur, sering memakan waktu lebih
lama untuk menutup sendiri. Jika sambungan tetap terbuka, maka disebut sebagai
patent ductus arteriosus. Pembukaan yang abnormal menyebabkan terlalu banyak
darah untuk beredar ke paru-paru dan jantung. Jika tidak diobati, tekanan darah
di paru-paru dapat meningkat (hipertensi paru) dan jantung bisa membesar dan
melemah. Cacat jantung kongenital muncul dari masalah awal dalam pengembangan
jantung, tapi tidak ada penyebab yang jelas. Genetika dan faktor lingkungan
mungkin juga dapat memainkan peran.
2.1.6
Gejala
dari Patent Duktus Arteriosus
Gejala patent ductus
arteriosus dapat bervariasi dengan ukuran dan usia kehamilan bayi saat lahir.
Sebuah PDA kecil bisa terjadi tanpa tanda atau gejala, dan mungkin tidak
terdeteksi selama beberapa waktu, bahkan sampai dewasa. Sebuah PDA besar dapat
menyebabkan tanda-tanda gagal jantung segera setelah lahir.
Dokter mungkin menduga
cacat jantung selama pemeriksaan rutin sambil mendengarkan jantung bayi melalui
stetoskop. Sebuah PDA yang besar, ditemukan pada masa bayi atau masa
kanak-kanak, dapat menyebabkan:
1.
Pertumbuhan
yang buruk.
2.
Berkeringat
saat menangis atau makan.
3.
Bernapas
cepat atau sesak napas.
4.
Mudah
lelah.
5.
Denyut
jantung cepat.
6.
Warna
kebiruan atau kehitaman pada kulit.
2.1.7
Patologi
dari Patent Duktus Arteriosus
Akibat hemodinamika pada PDA tergantung pada ukuran dari
duktus dan pembuluh darah pulmonal yang resisten. Saat lahir resistensi dalam
pulmonal dan sirkulasi sistemika dalah sedikit identik sehingga terjadi
persamaan resistensi dalam aorta dan artery pulmonal. Sebagaimana tekanan
sistemik melebihi tekanan pulmonal, darah memulai shunt dari aorta menuju
duktus ke arteri pulmonal. (kiri kekanan shunt). Darah tambahan yaitu
terbaliknya sirkulasi paru-paru dan kembali ke atrium kiri dan ventrikel kiri,
akibat dari perubahan sirkulasi adalah peningkatan beban kerja pada jantung
bagian kiri, penngkatan pulmonari vaskuler bawaan dan kemungkinan terjadi
resistensi dan peningkatan potensial tekanan ventrikel kanan dan
hypertropy (Pediatric, edisi 2 Whooley
and Wrong ).
2.1.8
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Konservatif : Restriksi cairan dan pemberian obat-obatan : Furosemid (lasix)
diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi
efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor
prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik
profilaktik untukmencegah endokarditis bakterial.
Pembedahan: Pemotongan atau pengikatan duktus.
Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung. (Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236).
Pembedahan: Pemotongan atau pengikatan duktus.
Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung. (Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236).
2.1.9
Pengobatan
Pengobatan untuk patent ductus arteriosus
tergantung pada usia orang yang sedang dirawat. Perawatan pada kondisi ini
dapat meliputi:
1.
Pemantauan.
2.
Obat-obatan.
3.
Operasi
jantung terbuka.
4.
Prosedur
kateter.
5. Pencegahan
dengan antibiotik Antibiotik pencegahan tidak lagi direkomendasikan untuk
kebanyakan orang dengan patent ductus arteriosus.
Namun, beberapa orang
masih perlu antibiotik, seperti pada orang yang:
1.
Memiliki
kondisi jantung lainnya atau katup buatan.
2.
Memiliki
cacat besar yang menyebabkan tingkat oksigen darah rendah.
3.
Memiliki
katup jantung yang diperbaiki dengan bahan buatan.
2.2 konsep keperawatan (Asuhan Keperawatan)
·
Pengkajian
Pemberian
Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan
kerjasama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. ( Carpenito, 2000, 2 ).
v Anamnesa
1.
Identitas ( Data
Biografi)
PDA sering ditemukan pada
neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran.
Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus
Arteriosus) lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari
bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA
juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung
bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.
2.
Keluhan Utama
Pasien
dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas
3.
Riwayat penyakit sekarang
Pada
pasien PDA, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda respiratory
distress, dispnea, tacipnea, hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan
hiposekmia
4.
Riwayat penyakit terdahulu
Perlu
ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari
rubella.
5.
Riwayat penyakit keluarga
Perlu
ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA karena PDA
juga bisa diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita penyakit
jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom
6.
Riwayat Psikososial
Meliputi
tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap
tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang
digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping
keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
v Pengkajian fisik (ROS :
Review of System)
1.
Pernafasan B1 (Breath)
Nafas
cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu
nafas saat inspirasi, retraksi.
2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung
membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema
tungkai, clubbing finger, sianosis.
3.
Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang,
gelisah, menangis, penurunan kesadaran.
4.
Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi
urin menurun (oliguria).
5.
Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu
makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.
6. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan
pergerakan sendi terbatas, kelelahan.
v Analisa data
NO
|
DATA
PENUNUJANG
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
|||
1.
|
Data Subjektif :
Pasien gelisah, rewel, dan menangis
Data Objektif :
- Denyut nadi
naik (> 170 x/menit)
- Tachyepne
– Suara jantung tambahan
(Machinery mur-mur persisten)
|
Terbukanya ductus
Arteriosus
↓
Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta
descenden) ke tekanan yang lebih kecil (arteri pulmonalis)
↓
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta
ke arteri pulmonalis
↓
Beban ventrikel kiri↑
↓
Curah jantung turun
|
Penurunan curah jantung
|
|||
2.
|
Data Subjektif:
Pasien kesulitan bernafas, sesak nafas
Data Objektif :
- RR ( > 30 –
40x/menit)
- BGA tidak normal
- Adanya napas cuping
hidung
|
Dialirkannya darah dari tekanan
tinggi(aorta descenden) ke tekanan yang lebih rendah (arteri pulmonalis)
↓
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta
ke arteri pulmonalis
↓
Beban ventrikel kiri↑
↓
Pelebaran dan hipertensi vertikel kiri
↓
Tekanan vena dan kapiler pulmonar
naik
↓
Edema paru
↓
Penurunan difusi oksigen
↓
Gangguan pertukaran gas
|
Gangguan pertukaran gas
|
|||
3.
|
Data Subjektif:
Pasien gelisah dan menangis
Data Objektif :
- Antropometri: penurunan
berat badan
- Biokimia : Hb dan albumin
menurun
- Klinik : perubahan kulit
mukosa oral (bengkak dan kemerahan).
- Diet : makan tidak habis,
nafsu makan menurun
|
Edema paru
↓
Penurunan difusi oksigen
↓
Hipoksia
↓
pemecahan glukosa oleh O2 untuk
pembuatan energi↓
↓
lemah, gelisah
↓
Anoreksia
↓
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
NURSING
CARE PLANING
(
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN )
NO
|
DIGNOSA
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1.
|
Penurunan curah jantung berhubungan
dengan malforasi jantung yang ditandai dengan :
Data Subjektif :
Pasien gelisah, rewel, dan menangis
Data Objektif :
- Denyut nadi
naik (> 170 x/menit)
- Tachyepne
– Suara jantung tambahan
(Machinery mur-mur persisten).
|
Mempertahankan curah jantung yang adekuat dengan
Kriteria hasil : Anak
akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung
|
Mandiri
1.
1.Observasi kualitas dan kekuatan denyut
jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit
2.Tegakkan derajat
sianosis (sirkumoral, membran mukosa, clubbing)
3.Monitor tanda-tanda CHF
(gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema,
oliguria, dan hepatomegali)
Kolaborasi
1.Pemberin digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya toksisitas.
2.Berikan pengobatan
untuk menurunkan afterload
Berikan diuretik sesuai indikasi.
|
Mandiri
1.Permulaan gangguan pada
jantung akan ada perubahan tanda-tanda vital, semuanya harus cepat dideteksi
untuk penanganan lebih lanjut.
2.Pucat menujukkan adanya penurunan perfusi
sekunder terhadap ketidak adekuatan curah jantung, vasokonstriksi dan anemia.
3.Deteksi dini untuk
mengetahui
adanya gagal jantung kongestif
Kolaborasi
1.Obat ini dapat mencegah
semakin memburuknya keadaan klien.
2.Obat anti afterload
mencegah terjadinya vasokonstriksi
Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi
cairan di jaringan sehingga menurunkan risiko terjadinya edema paru.
|
Mandiri
2.
1.mengobservasi kualitas dan
kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit
2.menegakkan derajat sianosis
(sirkumoral, membran mukosa, clubbing)
3.Memonitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah,
periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali)
Kolaborasi
1.memberikann digoxin sesuai order, dengan menggunakan teknik pencegahan bahaya toksisitas.
2.memberikan pengobatan untuk
menurunkan afterload
Berikan diuretik sesuai indikasi.
|
S :
Pasien tidak gelisah,rewel dan menangis.
O :
Pasien masih gelisah, rewel dan menangis
A :
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
|
2.
|
Gangguan pertukaran
gas b.d kongesti pulmonal yang ditandai dengan :
Data Subjektif:
Pasien kesulitan bernafas, sesak nafas
Data Objektif :
- RR ( > 30 –
40x/menit)
- BGA tidak normal
- Adanya napas cuping
hidung
|
Mengurangi adanya peningkatan resistensi
pembuluh paru.
dengan
kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru |
Mandiri
1.Observasi kualitas dan kekuatan
denyut jantung, nadi perifer, warna dan
kehangatan kulit
2. Atur posisi anak dengan posisi semi fowler
kolaborasi
1.Berikan oksigen jika
ada indikasi
Untuk deteksi dini terjadinya gangguan pernapasan
|
Mandiri
1.Permulaan gangguan pada
jantung akan ada perubahan tanda-tanda vital, semuanya harus cepat dideteksi
untuk penanganan lebih lanjut.
2.Untuk memudahkan pasien
dalam bernapas.
Kolaborasi
1.Membantu klien untuk
memenuhi oksigenasinya.
|
Mandiri
1.mengobservasi kualitas dan kekuatan
denyut jantung, nadi perifer, warna dan
kehangatan kulit
2. mengatur posisi anak dengan posisi semi fowler
kolaborasi
1.memberikan oksigen sesuai instruksi
dokter.
|
S:
----
O:
Pasien Nampak terpasang oksigen
A:
Maslah belum teratasi
P :
Intervensi dilanjutkan
|
3.
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anorexia
yang ditandai dengan
Data Subjektif:
Pasien gelisah dan menangis
Data Objektif :
- Antropometri: penurunan
berat badan
- Biokimia : Hb dan albumin menurun
- Klinik : perubahan kulit
mukosa oral (bengkak dan kemerahan).
- Diet : makan tidak habis,
nafsu makan menurun
|
nafsu makan timbul kembali dan status
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
- Status nutrisi terpenuhi
- nafsu makan klien timbul kembali
- berat badan normal
- jumlah Hb dan albumin normal
.
|
1.Kaji pemenuhan
kebutuhan nutrisi klien
2.catat intake dan
output makanan klien.
3.Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk membantu memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi selama
sakit.
4.Manganjurkn makan sedikit- sedikit tapi sering.
|
1.Mengetahui kekurangan
nutrisi klien.
2.Mengetahui perkembangan
pemenuhan nutrisi klien.
3.Ahli gizi adalah
spesialisasi dalam ilmu gizi yang membantu klien memilih makanan sesuai
dengan keadaan sakitnya, usia, tinggi, berat badannya.
Dengan sedikit tapi sering mengurangi penekanan yang berlebihan pada
lambung.
|
1.mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
2.Mencatat intake
dan output makanan klien.
3.mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih makanan yang dapat
memenuhi kebutuhan gizi selama sakit.
4.Manganjurkn makan sedikit- sedikit tapi sering.
|
S :
Pasien gelisah dan menangis.
O :
- Antropometri: penurunan
berat badan
- Biokimia : Hb dan albumin
menurun
- Klinik : perubahan kulit
mukosa oral (bengkak dan kemerahan).
- Diet : makan tidak habis,
nafsu makan menurun
A :
Masalah belum teratasi.
P :
Intervensi dilanjutkan
|
DAFTAR
PUSTAKA
BUKU
Arief Mansjoer , dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta :
Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000.
Robbins, Kumar. Buku Ajar Patologi
II. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1995.
INTERNET
(http://terrylay.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-klien-dengan-pda.html), diakses pada
tanggal 20 mey 2013
JURNAL
Jurnal Perinatologi (2006) 26,
S14-S18. doi:
10.1038/sj.jp.7211465